Wujud Kolaborasi dengan Universitas, BRIN Gelar Kelas Edukasi Etnobotani

 

Purwodadi - Humas BRIN. Etnobotani adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan tumbuhan. Sumber etnobotani adalah pengetahuan masyarakat lokal. Sebagai sumber pengetahuan lokal, masyarakat lokal berperan penting dalam pengembangan etnobotani sekaligus menjadi penggerak dalam pemanfaatan etnobotani menjadi sebuah daya tarik ekowisata. 

Untuk menggali lebih dalam mengenai 'Peran Pengetahuan Masyarakat Lokal dalam Pengembangan Etnobotani & Ekowisata Hutan di Indonesia', Kelompok Riset Etnobotani - Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) BRIN bersama 6 Universitas (Universitas Brawijaya (UB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), UPN Veteran Surabaya, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) serta PT Perhutani Alam Wisata menggelar webinar kelas edukasi dengan menghadirkan UnKetua Kelompok Riset Etnobotani PREE BRIN, Peneliti PREE BRIN dan Dosen UGM serta Manager Kluster Wisata Malang PT Perhutani Alam Wisata pada Rabu (12/7).

Sekitar 300 peserta hadir secara daring dalam webinar tersebut, yang terdiri dari kalangan akademisi (mahasiswa dan dosen), peneliti, instansi lembaga pemerintah (KLHK, Pemprov, dll), serta kelompok masyarakat pelaku etnobotani dan ekowisata di berbagai daerah. 

Kaprodi Kehutanan Fakultas Pertanian UB, Cahyo Prayogo menyampaikan kegiatan ini menurutnya merupakan sebuah kolaborasi antara peneliti pada lembaga penelitian dengan dosen pada universitas dan penggerak usaha ekowisata baik pihak BUMN maupun kelompok masyarakat. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa maupun masyarakat umum lainnya sebagai salah satu sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dan membangun jejaring.  "Banyak sekali sumber daya alam kita yang berpotensi menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian,"  tuturnya.

Paparan narasumber pertama disampaikan oleh Ketua Kelompok Riset Etnobotani PREE BRIN, Wawan Sujarwo.  Menurutnya ada sebuah hubungan yang saling menjaga antara kegiatan wisata alam dengan pelestarian alam. Dirinya menekankan bahwa jika kita ingin mengembangkan wisata berbasis potensi alam, maka alam tersebut harus dijaga kelestarian dan keunikannya agar dapat dimanfaatkan menjadi sebuah daya tarik wisata yang berkelanjutan.  

Narasumber kedua, Peneliti Ahli Muda pada Kelompok Riset Etnobotani PREE BRIN, Linda Wige Ningrum memberikan pemahaman mengenai konsep dasar dan ruang lingkup serta tujuan, tantangan dan upaya pengembangan etnobotani di Indonesia. Menurutnya banyak sekali jenis-jenis tumbuhan di Indonesia yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai salah satu pemenuh kebutuhan hidup seperti bahan obat, pangan, kosmetik,dll. Namun pengetahuan masyarakat lokal terkait pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan tersebut belum banyak dikembangkan untuk kepentingan yang lebih luas. 

Dosen sekaligus Wadek III Fakultas Kehutanana UGM, Kaharuddin, dalam paparannya mengungkapkan bahwa ekowisata menitikberatkan pada prinsip edukasi dan konservasi serta berbasis kepada pemberdayaan masyarakat setempat untuk peningkatan perekonomian. Lebih lanjut beliau menjelaskan mengenai konsep dan ciri-ciri ekowisata, perbedaan mendasar antara ekowisata dengan wisata massal, trend kecenderungan pergeseran bentuk wisata dari massal ke ekowisata, kriteria penentuan obyek wisata alam menjadi sebuah ekowisata, potensi ekowisata hutan dan pengembangannya serta pelibatan masyarakat sekitar hutan, dan kendala keterlibatan masyarakat sekitar hutan terhadap pengembangan ekowisata hutan serta solusinya. 

Sesi paparan terakhir disampaikan oleh Manager Kluster Wisata Malang PT Perhutani Alam Wisata, Idwan Sugih Wirakarsa. Sebagai seorang praktisi ekowisata, dirinya memaparkan tentang pengembangan usaha wisata alam perum perhutani khususnya di area bisnis wilayah timur – kluster Malang. Dirinya mengemukakan mengenai isu strategis wisata alam Indonesia dan trend industri wisata global yang kemudian dijawab oleh Perhutani melalui berbagai terobosan dan partnership dalam mengelola hutan menjadi sebuah kawasan ekowisata berkelanjutan yang tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitarnya.

Dari webinar ini peserta yang mayoritas adalah mahasiswa semakin memahami bahwa kajian etnobotani sangat menarik dan dibutuhkan oleh masyarakat sehingga mereka tertarik untuk melakukan kajian risetnya. Diskusi tersebut juga menggugah para akademisi, peneliti, masyarakat dan stakeholder lainnya untuk menjalin kolaborasi dan kerjasama dalam pengembangan etnobotani dan ekowisata hutannya. (mya/ed: frw, aps)

Sumber: https://brin.go.id/news/113293/wujud-kolaborasi-dengan-universitas-brin-gelar-kelas-edukasi-etnobotani

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama