Menyingkap Pesan Relief Karmawibhangga Candi Borobudur



Penulis:

Wawan Sujarwo
 
 
berfoto bersama di depan empat panel relief Karmawibhangga
 

Berbagai macam penelitian sudah banyak dilakukan setelah Candi Borobudur dilaporkan keberadaannya ke Raffles pada awal abad 19, meskipun ada dugaan bahwa sebelum Raffles memerintahkan ekskavasi, masyarakat lokal yang ada disekitaran dari radius jarak Candi Borobudur sudah mengetahui adanya sebuah monumen yang terpendam.
 
Jika dihitung dengan angka mungkin sudah ada ratusan penelitian dan hasil penelitian tentang Candi Borobudur sejak akhir abad 19 hingga saat ini yang dilakukan para periset baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satu hasil penelitian tersebut adalah buku yang ditulis oleh N.J. Krom tentang Barabudur: Archeological Description pada awal abad 20, melengkapi hasil 160 foto relief Karmawibhangga oleh Kassian Cephas, seorang fotografer berdarah Jawa yang bekerja untuk Kesultanan Yogyakarta dan terlahir dengan nama Kassian. 
 
Hasil fotografi Kassian Cephas yang diambil sekitar akhir abad 19 merupakan salah satu referensi utama relief Karmawibhangga, karena saat sekarang hanya ada empat dari 160 panel relief Karmawibhangga yang terbuka di sisi tenggara Candi Borobudur. 
 
Cerita relief Karmawibhangga berada pada sisi dasar bangunan candi, ada beragam versi mengenai kenapa relief Karmawibhangga yang diduga sudah ditutup sejak awal diresmikan sekitar abad 8? Beberapa teori mengemuka seperti kesalahan konstruksi dengan tujuan penguatan dasar bangunan candi sehingga mengharuskan relief tersebut harus ditutup dengan batu candi untuk penguatan konstruksi hingga pada cerita relief yang sebagian kecil diduga mengandung unsur erotis dan tindak asusila?
 
Dalam perspektif Karmawibhangga menurut buku yang ditulis N.J Krom lebih menekankan pada sisi karma, hukuman neraka, hukum sebab-akibat, dan juga melukiskan kehidupan keseharian masyarakat Jawa kuno waktu itu.  
 
Para periset dalam mengembangkan teori dan asumsinya tentu saja boleh salah namun tidak boleh membohongi metode dan hasil yang dikembangkan. Teori akan Candi Borobudur boleh saja berbeda diantara periset, dalam hal ini kami ingin mencoba melihat dari perspektif lain bahwa Karmawibhangga bukan menceritakan tentang hukuman neraka, namun masih dalam tataran hukum sebab-akibat. Studi ikonografi yang sedang kami lakukan (belum selesai) diharapkan mampu memecah kode atau pesan yang tersimpan dalam relief Karmawibhangga, sehingga jika boleh menghayal, apakah ada pesan dan rahasia kunci layaknya seri novel yang ditulis Dan Brown, seperti the Da Vinci Code J …. To be continue

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama