Zingiber montanum (J.Koenig) Link ex A.Dietr. ZINGIBERACEAE

 

Anisatu Z. Wakhidah1

1Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Metro - Lampung

 

Di desa-desa yang letaknya di pedalaman Indonesia masih sering ditemukan kepercayaan mengusir mahluk halus dengan bangle atau Zingiber montanum (Gambar 1A). Mahluk-mahluk halus tersebut dipercaya membawa hal buruk pada ibu hamil dan bayi yang baru dilahirkan; yakni dapat mengugurkan janin atau menyebabkan penyakit sawan pada bayi. Kepercayaan tersebut bahkan masih dapat ditemukan hari ini pada orang tua dari generasi milenials. Alhasil, ibu-ibu milenials yang sedang hamil dinasehati untuk membawa gunting, jarum, dan umbi bangle kemanapun dia pergi agar janin yang dikandungnya aman selamat dan sehat sampai lahir. Percaya atau tidak, itu nasehat yang masih diwariskan hingga kini. Memang tidak semua orang tua melakukannya, namun masih saja ditemukan.

Terdata ada variasi cara penggunaan bangle sebagai pengusir mahluk halus pada bayi dan ibu hamil. Cara pertama yaitu dengan menusuk rimpangnya (Gambar 1B) dengan peniti lalu disematkan di baju bayi atau ibu hamil dengan harapan tidak diganggu oleh mahluk halus. Cara kedua dengan menumpuk rimpang bangel lalu diletakkan dikening atau ubun-ubun bayi. Selaini itu, dapat juga dimasukan ke kantong kecil lalu diikatkan ke lengan bayi. Cara yang lainnya dengan menusuk rimpang beserta umbi bawang putih dengan peniti lalu kombinasi tersebut digantungkan pada baju ibu hamil. Hal tersebut dilakukan setiap hari sampai bayi yang dikandung telah lahir.




Gambar 1. Rimpang dari Zingiber montanum  (A); Bentuk habitus dari Zingiber montanum  (B)

 

Zingiber montanum adalah tanaman herba menahun yang menghasilkan rumpun daun dari rimpang besar. Daunnya membentuk batang semu dengan tinggi 120 - 180cm. Tanaman ini banyak dibudidayakan, terutama di Asia Tenggara, sebagai tanaman obat. Berbicara mengenai bangle di Indonesia yang kaya akan suku bangsa, tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama lokal antara lain, jangau (Melayu); bungle (Batak Karo); bengle (Minangkabau, Jawa); banglei (Lampung, Betawi, Bali); panini (Bugis); dan panglai (Sunda). Kegunaannya pun cukup bervariasi di tiap daerah, hanya saja yang paling umum tumbuhan ini dipercaya sebagai pengusir mahluk halus jahat sehingga bayi dan ibu hamil tidak diganggu. Anggapan tersebut ditemukan pada Suku Minangkabau, Lampung, Sunda, Jawa, Betawi, dan Bugis. Sementara pada suku lainnya bangle digunakan sebagai bumbu sayur seperti pada Suku Batak. Rimpang tumbuhan ini juga dipercaya oleh Suku Melayu dapat menyembuhkan muntah darah. Di wilayah Bali, bangle tidak hanya digunakan sebagai bahan bumbu tetapi juga syarat suatu upacara ritual keagamaan.

Tumbuhan ini memiliki aroma sangat khas yang baik dari daun, batang, maupun rimpangnya. Berdasarkan Batubara & Suparto (2021), bangle mengandung senyawa minyak atsiri (essential oil ) dominan yang terdiri dari Sabinena 31,6%, γ-Terpinena 14,3%, o-Simena 14,3%, Terpinen-4ol (82,2%). Kandungan minyak atsiri tersebut apabila dihirup dapat membantu menurunkan deposit lemak dalam tubuh. Selain itu, aroma bangle yang khas juga berasal dari kombinasi senyawa minyak atsiri tersebut. Beberapa peneliti beranggapan, aroma ini dapat membantu menenangkan bayi yang terkena sawan -menangis terus menerus-. Apabila dihubungkan dengan kepercayaan masyarakat lokal, dapat ditafsirkan bayi terus menerus menangis bukan karena gangguan mahluk halus. Bis jadi karena kondisi ruangan yang pengap dan sirkulasi udara yang kurang lancar. Kemudian dengan diberikan rimpang bangle, kondisi udara di ruangan bayi lebih segar  berefek bayi menjadi tenang.

 

Sumber Pustaka:

·      Batubara, I., & Suparto, I. H. (2021). Inhalasi Minyak Atsiri Famili Zingiberaceae Indonesia dan Perubahan Bobot Badan. Minyak Atsiri: Produksi dan Aplikasinya untuk Kesehatan, 1-28.

·      Wawancara penulis pada anggota suku-suku yang disebutkan pada tulisan. 2018.

 

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama